Profil Desa Sukabumi
Ketahui informasi secara rinci Desa Sukabumi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Sukabumi, Cepogo, Boyolali, lumbung sayur-mayur dan susu sapi di lereng subur Gunung Merbabu. Jelajahi potensi agraris, data wilayah terbaru, serta kehidupan masyarakat petani yang tangguh dan inovatif di jantung agropolitan Boyolali.
-
Pusat Agrikultur Lereng Merbabu
Desa Sukabumi merupakan salah satu sentra produksi hortikultura (sayur-mayur) paling vital di Kecamatan Cepogo, memasok komoditas segar ke berbagai pasar regional.
-
Basis Peternakan Sapi Perah
Sebagai bagian integral dari "Kota Susu" Boyolali, peternakan sapi perah menjadi pilar ekonomi kedua yang menopang pendapatan harian dan menciptakan siklus agribisnis terpadu.
-
Ketangguhan dan Inovasi Komunitas
Masyarakat Desa Sukabumi dikenal memiliki semangat gotong royong yang tinggi dan mulai mengadopsi inovasi pertanian, seperti pengembangan Kelompok Wanita Tani (KWT), untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal.
Terhampar di lereng Gunung Merbabu yang subur dan sejuk, Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, berdiri sebagai salah satu pilar utama dalam sistem agribisnis regional. Desa ini merupakan representasi nyata dari kekuatan agraris kawasan Cepogo, di mana ladang-ladang sayuran hijau membentang luas berpadu dengan aktivitas peternakan sapi perah yang menjadi denyut nadi perekonomian. Lebih dari sekadar wilayah administratif, Desa Sukabumi adalah rumah bagi komunitas petani yang tangguh, inovatif dan memegang peranan krusial sebagai pemasok pangan untuk Jawa Tengah.Sebagai bagian esensial dari Kecamatan Cepogo, Desa Sukabumi tidak hanya mengandalkan kesuburan alam, tetapi juga kekuatan sumber daya manusia yang terampil dalam mengelola lahan pertanian. Aktivitas ekonomi yang berpusat pada budidaya hortikultura dan produksi susu segar telah membentuk karakter sosial dan budaya masyarakatnya secara turun-temurun. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Sukabumi, mulai dari kondisi geografis dan demografisnya, pilar ekonomi yang kokoh, hingga potensi pengembangan dan inovasi yang tengah digalakkan oleh warganya.
Geografi, Wilayah, dan Demografi
Secara geografis, Desa Sukabumi terletak di kawasan lereng Gunung Merbabu, sebuah lokasi yang memberikannya anugerah berupa tanah vulkanik yang sangat subur dan iklim yang ideal untuk pertanian hortikultura. Topografi wilayahnya bergelombang dengan pemandangan alam yang menawan, khas daerah pegunungan. Berdasarkan data administrasi pemerintah desa, luas wilayah Desa Sukabumi mencakup 232,5 hektar. Sebagian besar lahan ini dimanfaatkan secara produktif sebagai lahan tegalan atau pertanian kering untuk budidaya sayur-mayur.Batas-batas wilayah Desa Sukabumi secara administratif adalah sebagai berikut: di sisi utara berbatasan dengan Desa Wonodoyo. Di sebelah timur, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Cabeankunti dan Desa Mliwis. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jelok, dan di sisi barat berbatasan langsung dengan Desa Gubug. Posisinya yang dikelilingi oleh desa-desa agraris lainnya memperkuat status Kecamatan Cepogo sebagai klaster pertanian dan peternakan yang terintegrasi.Menurut data kependudukan terbaru, Desa Sukabumi dihuni oleh 3.493 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.502 jiwa per kilometer persegi. Populasi ini tersebar dalam beberapa dukuh yang menjadi pusat permukiman, di antaranya Dukuh Sukabumi, Ngablak, dan Sidomulyo. Mayoritas mutlak penduduk desa ini bermatapencaharian sebagai petani dan peternak, sebuah profesi yang tidak hanya menjadi sumber penghidupan tetapi juga bagian dari identitas dan gaya hidup.
Pilar Ekonomi Utama: Hortikultura dan Peternakan Sapi Perah
Kekuatan ekonomi Desa Sukabumi ditopang oleh dua sektor fundamental yang saling bersinergi, yaitu pertanian hortikultura dan peternakan sapi perah. Lahan-lahan di desa ini diolah secara intensif untuk menghasilkan berbagai komoditas sayuran bernilai tinggi. Tanaman seperti kentang, kubis, wortel, sawi, dan aneka sayuran daun lainnya tumbuh subur, menghasilkan panen berkualitas yang konsisten sepanjang tahun.Produk pertanian dari Desa Sukabumi memiliki peran vital dalam rantai pasok pangan. Setiap hari, hasil panen dari desa ini diangkut menuju Pasar Sayur Cepogo, salah satu pusat distribusi sayuran terbesar di Jawa Tengah, sebelum akhirnya disebarkan ke berbagai kota besar. Sistem ini menjadikan Desa Sukabumi bukan hanya sebagai produsen, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari industri agribisnis yang lebih luas, yang menopang kehidupan jutaan orang di luar wilayahnya.Sektor kedua yang sama pentingnya adalah peternakan sapi perah. Sejalan dengan julukan Boyolali sebagai "Kota Susu," hampir setiap rumah tangga petani di Sukabumi juga memelihara sapi perah. Aktivitas ini menjadi jaring pengaman ekonomi yang memberikan pendapatan harian stabil bagi warga. Susu segar yang dihasilkan setiap pagi dan sore dikumpulkan melalui kelompok ternak atau koperasi untuk memenuhi permintaan industri pengolahan susu. Integrasi antara kedua sektor ini sangat efisien; kotoran ternak diolah menjadi pupuk organik yang esensial untuk menjaga kesuburan lahan pertanian, menciptakan sebuah siklus ekonomi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Inovasi Komunitas dan Potensi Agrowisata
Di tengah tradisi agraris yang kuat, masyarakat Desa Sukabumi menunjukkan semangat inovasi yang patut diapresiasi. Salah satu contohnya adalah melalui kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT). Melalui KWT, para perempuan di desa ini tidak hanya berperan dalam proses pertanian di ladang, tetapi juga aktif dalam kegiatan pascapanen. Mereka mulai mengembangkan produk olahan dari hasil pertanian lokal, seperti aneka keripik sayur, jus, dan makanan ringan lainnya. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dan memberdayakan perempuan desa.Meskipun belum dikembangkan secara formal, Desa Sukabumi memiliki potensi besar sebagai destinasi agrowisata edukatif. Lanskap alamnya yang memukau, dengan terasering sayuran yang menghijau di lereng Merbabu, merupakan daya tarik visual yang kuat. Pengalaman otentik kehidupan petani—mulai dari proses menanam bibit, merawat tanaman, memanen, hingga proses di kandang sapi perah—dapat dikemas menjadi paket wisata yang menarik bagi wisatawan domestik, terutama dari kalangan perkotaan, pelajar, dan keluarga.Pengembangan homestay yang dikelola oleh warga, dipadukan dengan wisata kuliner berbasis bahan pangan lokal yang segar, dapat menjadi langkah strategis selanjutnya. Dengan demikian, pengunjung tidak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga merasakan langsung kehangatan komunitas dan kelezatan hasil bumi Desa Sukabumi.
Tata Kelola dan Arah Pembangunan Desa
Pemerintah Desa Sukabumi secara konsisten memfokuskan program pembangunannya pada penguatan sektor pertanian dan peternakan. Upaya ini diwujudkan melalui perbaikan infrastruktur vital seperti jalan usaha tani untuk mempermudah akses pengangkutan hasil panen, serta penyediaan sarana dan prasarana pertanian. Selain itu, pemerintah desa juga aktif mendukung kegiatan kelompok-kelompok masyarakat, seperti kelompok tani dan KWT, sebagai motor penggerak inovasi di tingkat akar rumput.Ke depan, Desa Sukabumi memiliki prospek yang sangat cerah untuk terus tumbuh sebagai desa agraris yang modern dan sejahtera. Tantangan utamanya adalah menjaga keseimbangan antara intensifikasi pertanian dengan kelestarian lingkungan serta mempersiapkan generasi muda untuk melanjutkan dan memajukan warisan agraris ini. Dengan fondasi ekonomi yang kuat, semangat komunitas yang inovatif, dan dukungan pemerintah yang terarah, Desa Sukabumi siap untuk tidak hanya menjadi lumbung pangan, tetapi juga menjadi contoh desa agraris yang berdaya saing dan berkelanjutan.
